Menyikapi Stigma Masyarakat Soal Make Up. Hanya Untuk Menarik Lawan Jenis?

Make up buat wanita sudah menjadi hal yang sangat akrab. Ibarat handphone yang sama-sama nggak bisa ditinggalkan sebelum kamu keluar rumah. Kemunculan beauty enthusiast di blog maupun Youtube juga menjadi keuntungan sendiri bagi kaum hawa untuk mendapatkan informasi seputar trend kecantikan lewat platform-platform gratis yang telah disediakan, termasuk iklan. Banyak dari iklan make up dan berbagai produk kecantikan menggunakan plot twist ala Cinderella yang hingga sekarang membentuk stigma dan pemikiran masyarakat tentang menjadi cantik.

Menjadi cantik tentu memiliki definisi yang berbeda tiap wanita. Sayangnya di Indonesia sendiri definisi cantik menjadi satu hal yang sangat pakem dan bahkan menjadi standarisasi tersendiri. Masih mending kalau hanya standarisasi kecantikan yang hanya ditampilkan dalam iklan kecantikan, masalahnya plot twist iklan kecantikan di Indonesia ini masih menjadikan perempuan sebagai objek yang harus memikat laki-laki dengan standar kecantikan bullshit itu. Harus putih bersih, tidak berjerawat, tidak bopeng, dan anak populer di satu sekolahan. Plot twist seperti itulah yang masih menjadi stigma bahwa kita berias untuk dilihat oleh lawan jenis. Padahal nyatanya berias bagi perempuan adalah satu hal untuk menunjukkan siapa dirinya di khalayak umum dan merupakan pengekspresian diri di khalayak umum.

Banyak kaum laki-laki sok tahu yang dengan percaya dirinya mengatakan bahwa pasangannya menggunakan make up untuk dirinya. Atau bahkan dengan bangganya mengatakan "coba deh ilangin bekas jerawatmu itu, masa kalah sama aku yang cowok bersih gini" Padahal wanita memiliki hak atas apa yang dikehendaki untuk tubuhnya, tidak seharusnya laki-laki yang cakep sekalipun berkata seperti itu. Wanita mempunyai kehendak apa saja untuk terlihat baik di muka umum, ingat di muka umum, bukan di pandangan setiap pria. Termasuk memakai make up tebal maupun tipis tanpa peduli kata laki-laki yang nyatanya menggunakan kritik nya karena takut nggak bisa membiayai perawatan mahalmu kelak nanti. Atau menggunakan skincare banyak produk dengan metode apapun tanpa peduliin laik-laki yang bilang kamu boros dalam beli skincare. Alibi boros dan menor suka dijadikan tameng supaya partner wanitanya ini bisa menurut dan mendengarkan, padahal kalau kamu pikir lagi apakah selama ini kamu beli pakai uang mereka? Kan nggak sis. Nyatanya mereka hanya takut jika kelak kamu menjadi partner hidupnya dia tidak sanggup membiayai perawatanmu dan segala tetek bengeknya. Padahal sih I paid my own bill and I do it because I want to embrace myself.

Jadikan make up menjadi hal untuk kamu mengekspresikan dirimu sendiri dan tetapkan standarisasi cantikmu sendiri. Jangan dengarkan toxic opinion  dari orang-orang yang menutup pikiran dan matanya. Jadi diri sendiri dan mendengarkan apa yang baik untuk kita. Jangan juga termakan stigma bahwa cantik wanita diukur dari seberapa banyak laki-laki yang mengejar. Build your mindset and build your brain, then make your own style. Laki-laki yang tampan adalah laki-laki yang melihat kualitas otak perempuan terlebih dahulu dibanding penampilan perempuan itu sendiri.

Komentar

Postingan Populer