Pak Bu Aku Memang Dirumah Aja. Tapi Aku Kuliah!

Sudah dua bulan pandemi berlangsung di negara kita tercinta. Dua bulan juga kita semua banyak melakukan aktifitas dirumah, yang pastinya super suntuk, membosankan dan merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Hal ini membuat kita jadi merasa kalau kegiatan dirumah ini sangat tidak efektif dan malah buat kita jadi di teror sama beberapa deadline yang kalau dipikir pikir juga agak mepet-mepet. Tapi apakah orang tua akan melihat kita seperti itu? Most of them will not see us like that.

Yang mana mereka pikir kerja atau kuliah dari rumah merupakan hal yang bisa banget buat disambi-sambi. Seperti minta tolong buat cuci piring, beli bahan masakan yang lupa kebeli waktu ke pasar, menyiapkan makan siang, dan masih banyak hal lain yang pekerjaan rumah tangga nya nggak keurus oleh ibu. Hal-hal kecil yang memang sepele sekali, tapi kadang orang tua masih banget pake jurus agak 'melas' yang bikin nggak tega. Pada akhirnya ya yaudah kita akan bantuin dan bye kuliah online. Bahkan setelah selesai melakukan pekerjaan rumah itu, pas kita coba untuk 'nimbrung' di teleconference bareng dosen ya sudah nggak bisa. Sangat amat nggak mudeng sama penjelasan dosen. Akhirnya ya nggak tahu apa-apa. 

Sering banget saya, sebagai pelaku kuliah online, dan anak dari ibu saya yang notabene nggak punya 'mbak' dirumah padahal saya sangat yakin kalau ibu saya semakin tua nggak bisa melakukan semuanya sendirian. Even waktu saya lagi kuliah normal, dan ibu saya cuma bilang susah banget cari 'mbak' yang bisa dipercaya. Hmm, ya tapi mau gimana. Memang pengalaman terakhirnya kurang baik sama ART jadi ya jelas aja ibu saya agak males kalau cari ART. Pada akhirnya saya yang mengalah, meninggalkan teleconference dan pergi beli ini itu. Dan video call nya saya cuma biarkan menyala dengan mic di mute dan kamera dimatikan. Dan saya merasa nggak enak banget sama dosen saya, karena dosen sekalinya teleconference seperti itu pasti butuh effort juga. Pakai baju kemeja batik kadang, duh saya jadi malu yang cuma pakai celana basket selutut sama kaos oblong. Kadang juga nggak mandi. Tapi gimana lagi? Kita seperti disuruh buat memilih, ibuku atau dosenku. Yang jelas keduanya sangat penting untuk keberlangsungan hidup. 

Memang sih kegiatan ini bisa banget buat dijadiin mutitasking. Kamu bisa tetap masak bantuin ibu sambil dengar dosen ceramah. Tapi apakah hasilnya akan bagus dan kita jadi mengerti? Belum lagi kalau nilai nya nanti turun. Saya sudah bilang dan ancang-ancang kalau nilai saya nggak seperti ekspektasi, karena ya pembelajaran kurang maksimal. Dan itu berasal dari saya kesalahannya, dan ibu saya harusnya juga mengerti itu. Pokoknya kuliah tahun 2020 ini super duper percobaan banget. Padahal kuliah online kaya gini bisa banget dilakukan pas waktu kondisi normal, dan saya sudah bayangin gitu kalau dalam kondisi normal kita kuliah online. Pasti cukup asik juga kan, kuliah di cafe, kuliah di taman, kuliah di perpustakaan. Ya tapi saya nggak yakin juga sih kalau keadaannya normal, pasti mahasiswanya pada lupa haha.

Tapi jujur, kuliah tahun ini cukup berkesan. Full kuliah dirumah jadi bikin otak saya nggak bekerja dengan maksimal. Karena sejatinya belajar ya harus duduk, ini malah goleran di kasur. Online nya lima menit sebelum kelas mulai, which means itu baru banget bangun haha. Jadi ya kurang oke buat saya yang suka banget sama aktifitas diluar rumah. Karena rumah saya juga kurang bisa bikin brainstorming jadi ya maklum aja otak saya super malas selama Corona ini. Tapi saya masih berusaha buat dapat cara yang paling ampuh biar kuliah dirumah ini jadi berguna, dan saya tetap bisa mikir produktif gitu. Keadaan boleh saja berubah, dan kita kudu adaptasi biar nggak ketinggalan. Jadi ya kudu ditemukan caranya. Seperti lewat tulisan ini, saya mengutarakan ide yang sepertinya terpendam. Dan semoga dengan menulis seperti ini, saya bisa kembali mikir dan bisa bagi-bagi porsi ketika jam-jam aktifitas antara kuliah online dan bantu ibu. 

Semoga kalian juga ya.

Komentar

Postingan Populer